Liburan Aneh
Tahun lalu ketika aku sedang berlibur ke Bangka. Aku menginap dirumah pamanku yang letaknya hampir berada pada daerah-daerah terpencil. Disebelah rumahnya tersebut ada rumah sepupuku yang bernama Caca.
Kemudian, sepupuku yang berasal dari Jakarta pun datang kesana juga, namanya sebut saja Mawar. Mereka berdua merupakan orang indigo. Aku pun sebenarnya kurang percaya mengenai adanya indigo. Namun setelah kejadian ini rasanya aku menjadi takut. Pada hari pertama liburan kita lewatkan saja sebab kejadiannya bukan pada hari pertama.
Pada hari kedua, Caca dan Mawar pun bersantai dirumah pamanku, lebih tepatnya diteras rumah pamanku sambil makan cemilan. Hehehe..... namanya juga liburan, jadi kami malas-malasan saja sambil menikmati cerahnya sinar matahari pagi.
Sangat kebetulan di depan teras pamanku terdapat kebun yang sangat luas, jadi kami bertiga pun memutuskan untuk berjalan dan melihat sejenak. Sekalian untuk menghilangkan rasa bosan karena terus-terusan dudu di kursi teras.
Kami bertiga pun jalan melewati pohon serta semak-semak. Kami terus berjalan dengan sangat seru sampai-sampai aku dan Caca tidak menyadari jika Mawar telah ketinggalan. Ketika kami menoleh kebelakang, Caca pun terlihat teriak-teriak sendiri.
Kenapa?? Kemudian aku dan Mawar pun langsung bertanya dengan muka heran. Itu.... ada katak! Katanya sambil histeris. Hah?? Lalu kami pun melihat langsung ke arah semak-semak yang ada dekat pada Mawar. Ia mengatakan bahwa ada katak yang sedang melompat ke arah semak-semak tersebut. Kataknya tersebut memiliki warna hitam.
Apaaa? Aku dan Caca pun langsung kaget. Terus kenapa kalau kataknya tersebut berwarna hitam? Tanyaku. "Biasa saja kali kalau katak berwarna hitam".
Jangan begitu, ucap Mawar pada saat itu. Dia bercerita jika katak tersebut seperti menarik dia, lalu katak tersebut berkata, "Aku akan berada di depanmu"
Kemudian kami pun menghiraukan ucapan yang dikatakan oleh Mawar karena kami menganggap jika hal tersebut dianggap konyol. Setelah itu kami pun makan siang dengan keluarga pamaku. Tidak hanya keluarga pamanku saja, nenekku pun ada disana juga untuk makan siang.
Kami lalu makan disofa karena sudah tidak ada tempat lagi untuk kami. Nah, keanehan pun mulai terjadi disini. Caca berbisik kepadaku, dia mengatakan jika dirinya melihat kuntilanak berada disebelah TV dan kuntilanak tersebut sedang mencoba untuk merasuki TV tersebut. Mawar saat itu pun terlihat begitu tegang. Ketika aku melihat ke TV tersebut, ternyata benar. Aku melihat ada bayangan siluet yang sangat mirip dengan kuntilanak yang sedang berdiri.
Kemudian kami pun pergi kekamar dimana aku menginap, kami berlari sekencang-kencangnya dan mencoba untuk tidak melihat ke TV tersebut. Kami juga berusaha tidak berteriak. Selamat, kami pun akhirnya tiba di kamar. Huhhh....
Ada kagi satu cerita pada hari keempat. Pagi-pagi buta, aku dibangunkan oleh mamaku. Ia mengatakan jika kami akan pergi kepantai dan mengajak paman, anak-anak paman yang merupakan sepupuku, Caca dan Mawar.
Beberapa menit sebelum kami berangkat ke pantai, aku, Caca dan Mawar seperti biasa akan meminta izin terlebih dahulu untuk keluar. Sementara, mama, tante dan para orang dewasa akan menyiapkan keperluan-keperluan yang akan dibawa pergi ke pantai. Lalu nenek mengatakan tidak boleh sebab panas pada saat aku dan mereka keluar.
Akhirnya, aku dan Caca pun segera masuk, namun yang anehnya adalah Mawar masih berada diluar walaupun dirinya telah dipanggil oleh neneku. Nenek akhirnya menyerah dan meminta tolong kepada kami untuk memanggil Mawar.
Kami pun akhirnya keluar dan memanggil Mawar dari teras. Betapa terkejutnya kami ketika melihat Mawar sedang bengong didepan teras atau bisa dikatakan dirinya tersebut tidak berada di teras.
Kami sudah berusaha untuk memanggil Mawar, namun dia masih saja bengong. Lalu kami pun mencoba untuk melihat ke wajah Mawar yang sedang bengong. Dia menatap kepada kami dengan tatapan yang kosong dan juga dingin. Wajahnya terlihat begitu pucat. Kemudian kami pun mencoba untuk mengambil perhatiannya namun tetap saja yang dilakukan oleh kita sia-sia.
Tiba-tiba dia pingsan. Kami akhirnya kepanikan dan memanggil nenek serta tante dan mama. Mawar pun akhirnya diangkat oleh tante ke arah sofa. Kemudian nenek serta mama pergi untuk mencari minyak angin. Lalu aku dan Caca mengipas Mawar menggunakan koran yang kami ambil di meja kecil tersebut. Setelah beberapa menit kemudian dia pun siuman. Dia berkata kepada nenek, tante dan mama jika dirinya hanya sedikit mengalami pusing. Namun apa yang dia katakan ke kami sungguh sangat mengejutkan. Dia mengatkan jika dirinya tersebut telah melihat sosok perempuan tak kasat mata yang sedang mencoba untuk mengganggunya.
Aku tidak tahu apakah itu hanya khayalan Mawar atau memang rumah pamanku memang memiliki aura mistis. Yang pastinya pada malam tersebut diriku takut sekali, bahkan untuk tidur saja diriku pun ketakutan.
Post a Comment