Insiden GTA 5



Related image

Ketika saya bermain GTA V, saya tidak pernah menamatkannya. Saya suka sekali memainkan game dari Rockstar ini, namun sesuatu yang aneh terjadi....


Namaku adalah Son. Sekarang ini saya sedang berada di kursi roda sebab kaki saya hilang, namun saya tidak ada pada saat acara yang ingin kuceritakan kepada kalian. Kaki ku berada disana pada saat itu dan mereka dapat bekerja dengan baik.

Saya sudah terbiasa memainkan GTA V sampai-sampai saya tidak dapat lagi dikendalikan, sama halnya seperti remaja pada umumnya. Banyak teman saya yang bisa menamatkannya hanya dalam beberapa minggu saja, namun tipeku bukanlah tipe seperti mereka yang kompetitif. Saya lebih menyukai berkeliling didunia GTA V yang luas serta menelusuri setiap wilayah yang ada di GTA V. Saya tidak memiliki waktu yang banyak seperti yang dilakukan oleh teman-teman saya. Nenek saya mengalami penyakit stroke yang mengharuskan dia untuk menggunakan kursi roda, dia juga tidak bisa menggerakkan anggota tubuh yang lainnya selain tangan. Ditanganya tersebut terdapat sebuah lonceng yang menempel, jadi ketika dia membutuhkanku dia menekan lonceng tersebut. Dia tinggal bersama dengan ayahku, ibuku serta aku. Walaupun orang tua ku telah membantunya, namun aku terkadang juga ikut membantu. Dalam beberapa detik saja aku sudah sampai ketika dia menekan loncengnya tersebut.

Pada suatu hari, ketika aku sedang seorang diri berada dirumah bersama dengan nenekku. Dia pada saat itu sedang menonton acara favoritnya di TV di ruang tamu dan saat itu, saya sudah bosan untuk bermain GTA V. Beberapa misi telah saya mainkan dan pada misi tersebut hanya diharuskan untuk menembak orang secara acak untuk beberapa saat. Namun tidak ada lagi yang harus dilakukan, jadi saya bermain game saja terus hingga orang tua saya kembali pulang ke rumah. Saya yakin mereka berdua pulang pada jam 8 malam. Saat itu musim sedang sangat dingin dan diluar juga cukup gelap.

Kalau dibunuh oleh polisi yang ada di GTA V tidak terlalu buruk juga dan begitulah aksi penembakan yang terjadi di GTA V dan  dilakukan kepada orang secara acak selalu berakhir.  Saya sendiri telah kehilangan $5000, namun misi mengenai pencurian telah saya lakukan pertama-tama, jadi jumlah uang yang dihasilkan tersebut bagi saya tidaklah terlalu banyak.

Ketika karakter yang kumainkan respawn di sebuah rumah sakit, saya langsung mencari mobil untuk pergi. Namun tidak ada yang menyukai jika mengendarai mobil yang jelek. Namun sayangnya karakter yang kumainkan tersebut meninggal di dekat dengan rumah dari Trevor. Jadi, karakter yang kumainkan tersebut respawn di sebuah rumah saki di pedesaan. Seperti yang telah banyak diketahui oleh para pemain GTA, ini bukanlah tempat yang sempurna untuk anda memamerkan mobil, jadi saya pun berakhir di mobil tua.

Jenis mobil tidak banyak relevansinya dengan jalan cerita, jadi saya akan melanjutkannya saja. Saya kemudian mengendarai mobil di daerah Tongva Hills dan melihat seorang wanita. Namun ini bukanlah tipe wanita yang biasa didalam permainan ini dan saya belum pernah melihat wanita yang seperti ini sebelumnya didalam permainan yang satu ini. Wanita tersebut terlihat lebih realistis dan nyata. Wajahnya pun sangat detail sekali hingga nampak seperti fotografi. Wajahnya tampak begitu pucat dan memiliki mata yang besar dan hitam. Rambutnya panjang dan memiliki warna hitam pekat. Itu seolah-olah nampak seperti rambut yang tidak pernah dicuci olehnya. Wanita tersebut menggunakan gaun berwarna merah panjang yang memiliki bekas kotoran dibagian atas gaun tersebut. Namun gaun yang digunakan gaun era tahun 50-an atau 60-an.


Namun, dia benar-benar tidak berada dibukit dan dia tidak termasuk ke dalam game tersebut. Dia berjalan dengan sangat aneh menuruni bukit dnegan kepala yang menunduk ke bawah tanah. Pada awalnya karakter tersebut membuat saya penasaran dengan karakternya. Jadi saya pun mendekati karakter tersebut. Pada titik tersebut, diriku masih belum merasa takut sampai dia berkata " Halo" kepadaku sambil mengangkat kepalanya.

Namun suara tersebut terdengar berasal dari seluruh bagian kamar saya dan suara tersebut bukan berasal dari speaker saya. Itu juga bukan suara elektronik ataupun suara yang kalian dneganrkan seperti yang ada didalam game. Dia tidak pernah terlihat didalam game dan sepertinya dirinya tersebut benar-benar tidak ada didalam game tersebut. Dia begitu realistis dan berhasi membuatku merinding dan sekarang aku merasa sudah tidak nyaman lagi.

Kemudian saya pun bereaksi terhadap wanita tersebut dengan cara memukulnya hingga jatuh. Itu merupakan hal yang sangat umum di dalam dunia GTA jika ingin membunuh orang. Kemudian saya pun melindas kakinya dengan mobil yang ku kendarai ketika dirinya berbaring ditanah pada saat itu, namun sebenarnya aku tidak perlu melakukan hal tersebut. Jeritannya pun terus menghantuiku hingga saya tidak tahan lagi. Jeritan tersebut pun kedengarannya tidak seperti jeritan yang khas pada GTA ataupun game llainnya yang pernah ada.

Jeritannya tersebut begitu menakutkan hingga saya mulai meremas jari-jari tanganku dan jantungku pun berdetak dengan tambah kencang. Jeritannya pun seperti terdengan dimana-mana diseluruh kamar saya bahkan suara yang ada dispeaker saya sendiri saja tidak kedengaran.  Dia terus menjerit kesakitan dan jeritannya menjadi lebih keras dan lebih keras. Saya dibekukan ketakutan. Saya ingin mematikan permainan tetapi saya tidak bisa bergerak. Saat itulah jeritan itu berhenti. Semuanya berjalan tenang. Dia mendongak, dan menatapku. Saya tidak berbicara tentang karakter GTA saya. Dia melihat melalui layar ke arahku. Kata-katanya hampir memberi saya serangan jantung:

“Sekarang mengapa Anda melakukan itu, Alex?”

Aku seharusnya tidak menggerakkan kakinya.

Dia mulai merangkak ke arahku, sambil menatap tepat ke mataku dengan seringai yang mengerikan. Seringainya masih lebar, menjangkau dari telinga ke telinga. Matanya lebih besar dan lebih hitam dari sebelumnya, dan mulutnya terbuka dengan darah yang keluar darinya.

“Aleeeeeex” katanya dengan suara yang dalam, dengan darah dari mulutnya membuat gelembung. Dia merangkak lebih cepat dengan tekad. Dia menuju saya. Bukan karakter GTA saya. Dia menuju ke arah layar, dan dia tahu namaku. Aku bisa mendengar tulang-tulang di kakinya retak saat dia sedang menabrak kakinya yang hancur di tanah. Dengan ketakutan saya mencabut konsol saya dan TV saya dan kamar saya menjadi gelap gulita. Saya dengan cepat menyalakan lampu di kamar saya. Itu tenang. Satu-satunya suara yang bisa saya dengar adalah angin bertiup di luar jendela saya. Saya terus mendengarkan. Saya perhatikan bahwa saya berkeringat dengan cepat. Aku seharusnya tidak menggerakkan kakinya.

Aku hampir melompat dari guncangan, ketika aku mendengar nenekku membunyikan loncengnya. Lebih tenang untuk keluar dari kamar saya, saya berjalan perlahan menuju ruang tamu, di mana nenek saya menonton TV. Untuk setiap langkah yang saya ambil saya terus mendengarkan suara-suara abnormal. Nenekku lalu membunyikan belnya lagi.

Ketika saya sampai di ruang tamu, saya berhenti di depan pintu. Kursi roda nenek saya berdiri di depan TV, dengan punggung menghadap saya.

“Nenek’? Apakah nenek menelepon?,” saya berkata dengan suara serak. Kursi roda mulai berputar perlahan ke arahku. Saya kemudian memperhatikan bahwa uban nenek saya digantikan oleh warna hitam dan apa yang tampak seperti rambut yang belum dicuci. Ketika kursi roda membelakangi saya, saya bisa mendengar suara kaki-kaki yang hancur yang diseret ke lantai dari kursi roda.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.