McDonald's

Baru-baru ini saya mendapatkan pekerjaan saya, sekarang saya sudah bekerja di McDonald's yang letaknya berada di pusat kota Chicago, untuk sampai kesana saya hanya membutuhkan waktu sekitar 20 menit saja dari apartemenku. Saya harus mendapatkan uang untuk mengisi dompetku, bagaimana pun caranya aku harus mendapatkan uang tersebut.

Beberapa minggu yang lalu, ada sesuatu tragedi yang begitu tragis terjadi, seorang pria tersebut diketahui membunuh istrinya  yang bersebelahan dengan ruangan apartemenku. Saya tidak mengenal dengan orang yang tinggal disana, namun jika menilai mereka melalui peristiwa-peristiwa yang terjadi hampir setiap malam itu, saya rasa saya tidak bisa membantu dan melakukan apapun, ini semua merupakan salahku.

Pada malam itu, ketika aku sedang tiduran dikasurku, saya tidak bisa mendapatkan pemikiran jika ada seseorang yang dibunuh dengan jarak hanya beberapa kaki saja dari tempat saya tiduran. Akhirnya saya pun tertidur, namun tiba-tiba saya berada didalam apartemen tetanggaku, secara langsung akupun menyaksikan pembunuhan yang kejam tersebut. Pemandangan yang begitu aneh, pria tersebut membunuh istrinya sendiri, mungkin saja dia sudah gila, dia membungkuk dan  menggunakan pakaian yang sama persis dengan maskot dari Mc Donald's yakni Ronal McDonald's. Bahkan juga dia telah mengolesi cat badut pada bagian tubuhnya tersebut.

Saya berdiri dan mencoba untuk melarikan diri, namun saya tidak bisa bergerak sama sekali. Saya seperti dilumpuhkan oleh pemandangan tersebut, ketika saya duduk dan menatap mahluk tersebut, yang terlihat membungkuk didepanku, segalanya pun terlihat jahat, dia memiliki gigi yang begitu besar serta cakar yang sangat tajam, dia mencakar daging dari wanita tua tersebut lalu menggigitnya, badut tersebut pun menegeluarkan suara yang sangat keras dana suara geraman yang gila. Tiba-tiba, saya terbangun, untung saja aku masih ditempat tidurku, jantung berdebar kencang dan keringat membasahi sekujur tubuhku.

Setelah beberapa minggu berlalu, setelah mimpi buruk tersebut menghantuiku. Saya sudah mulai mengalami isomnia, namun, semua ini semakin buruk saja pada setiap malamnya, bahkan mimpi buruk itu pun terus saja menghantui pikiranku lagi dan setiap harinya saya harus mendapatkan mimpi buruk ini dan saya sudah mulai lelah dan hampir tidak bernyawa.

Pada suatu malam, keika saya sudah selesai bekerja, saya berjalan pulang seperti biasa, namun seperti ada yang mengikuti ku jalan persis dibelakangku, saya bisa merasakan nafas yang ada dileherku dan ada sesuatu yang hampir menginjak bagian belakang dari sepatuku. Saya muai berpikir saja bahwa saya hanya kelelahan saja, sambil terus berjalan, sampai saya menyebrang jalan dan hal berikutnya yang masih kuingat adalah suara benturan yang begitu keras lalu segalanya menjadi gelap.

Ketika siuman, saya pun terbaring ditempat tidur yang berada disebuah rumah sakit yang beigtu terang. Saya langsung panik dan mencoba untuk melarikan diri, namun itu terlihat mustahil. Saya berteriak dengan sekuat tenaga, hasilnya suara tersebut pun menggema diseluruh ruangan dan masih saja tidak ada yang datang. Namun, secara tiba-tiba, saya melihat sosok yang gelap berdiri disudut ruangan.

Saya mulai sedikit mengantuk. Apakah sosok tersebut merupakan seorang doker? ataukah yang berdiri tersebut merupakan seorang perawat? Sosok tersebut pun semakin dekat saja dan sosok tersebut pun sudah mulai terlihat dengan jelas dari sudut kegelapan tersebut, namun hal pertama yang kulihat adalah dia memiliki tangan panjang serta cakar yang tajam. Lalu mahluk tersebut pun semakin dekat saja ke tempat dimana saya sedang berbaring, dia menatapku, lalu menyeringai lebar dan giginya pun berlumuran dengan darah yang begitu banyak. Saya juga bisa mencium aroma daging busuk yang begitu menyengat serta darah yang memenuhi udara di rumah sakit dimana tempat aku berada tersebut. Sosok tersebut memiliki rambut yang panjang berwarna merah dan berminyak, serta bagian tubuhnya tersebut diolesi cat badut, dia juga mengenakan pakaia yang mirip seperti yang ada didalam mimpi buruk saya.

Dia berdiri didekat tempat tidur saya, menatapku, hingga akhirnya dia berjalan ke sisi ruangan yang lain. Dia pun mulai mencakar-cakar dinding, hingga akhirnya mulai keluar darah dari jarinya yang panjang tersebut. Kemudian dia pun kembali kesudut ruangan yang gelap tersebut dan saya bisa membaca dengan samar apa yang telah tertulis didinding, yakni huruf "M". Dua lengkungan huruf tersebut ditulis menggunakan darah.